KOMPRENSI International The Archipelagic and Island
States Forum (AIS) yang diikuti delegasi dari 20 negara, sukses digelar di Kota
Manado Sulawesi Utara (Sulut), Kamis (01/11/20180. Ini semua tak lepas dari
dukungan dan komitmen penuh Gubernur Sulut Olly Dondokambey SE.
Sebagai pemimpin provinsi dengan 287 pulau, Gubernur
Olly menilai agenda ini mampu meningkatkan kapasitas dan mitigasi bencana
akibat perubahan iklim. Dituturkannya, sebagai bagian integral dan salah satu
daerah kepulauan di Indonesia, Sulut menyambut gembira pelaksanaan kegiatan
dalam rangka kerja sama pembangunan Negara Kepulauan dan Negara Pulau
ini.
"Forum ini menjadi katalisator bagi pembentukan kerjasama antar Negara
Kepulauan dan Negara Pulau dalam menghadapi berbagai tantangan dan ancaman,
menyesuaikan diri dan meningkatkan ketahanan terhadap dampak perubahan
iklim," kata Olly pada pembukaan AIS di Grand Kawanua Convention Center
Manado, (1/11/2018).
Olly juga berharap melalui AIS Forum dapat memberikan
informasi penting bagi seluruh masyarakat Sulut tentang mitigasi perubahan
iklim."Kegiatan ini akan mengingatkan seluruh masyarakat untuk lebih
peduli menjaga lingkungan,"ucap Olly.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman,
Luhut Binsar Panjaitan, mewakili Presiden Joko Widodo, menyaksikan
penandatanganan kesepakatan Deklarasi Manado, oleh para pemimpin dan perwakilan
yang tergabung dalam The Archipelagic and Island States Forum.“Forum ini bisa
menjadi ajang berbagi pengetahuan, mencari solusi cerdas dan kreatif,
diperbesar dan diperbanyak untuk digunakan oleh pihak-pihak yang membutuhkan.
Saya berharap forum ini bisa mendorong keterlibatan bisnis dan solusi keuangan
inovatif untuk mendanai proyek perubahan iklim dan mencapai tujuan pembangunan
berkelanjutan,'' ujar Menko Luhut.
Kesepakatan bersejarah oleh Forum yang beranggotakan
negara-negara pulau dan kepulauan yang kebanyakan berada di kawasan
Asia-Pasifik ini antara lain berisi aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim,
ekonomi biru, pemanfaatan laut berkelanjutan yaitu pemanfaatan sumber daya laut
dan serta mekanisme pembiayaan inovatif pada tindakan iklim.
Forum AIS diinisiasi oleh Kementerian Koordinator
Bidang Kemaritiman bersama dengan dengan United Nations Development Program
(UNDP). AIS merupakan platform bagi pemerintahan negara-negara anggota untuk
terlibat dan berkolaborasi dengan semua pemangku kepentingan - sektor swasta,
masyarakat sipil, dan akademisi, tentang inisiatif perubahan iklim bertema dan
perlindungan laut.
Menko Luhut mengatakan negara pulau dan kepulauan
memiliki sifat-sifat optimis, adaptif dan inovatif dalam menyelesaikan berbagai
masalah dengan pendekatan yang paling hemat biaya. Sejarah dan budaya
mengajarkan bagaimana negara-negara pulau dan kepulauan menyelesaikan masalah
mereka. “Kita harus menjadi Moana, seorang anak perempuan yang memiliki
semangat inovatif, dan selalu optimis dalam menyelesaikan masalah-masalah yang
dihadapinya,” kata Menko Luhut. Moana adalah film animasi yang menggambarkan
petualangan seorang gadis cilik Polinesia dalam mencari jati dirinya. Sebagai
negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia mengambil peran untuk memimpin
dan membentuk mekanisme pembiayaan baru untuk mendukung inisiatif perubahan
iklim dan proyek-proyek pembangunan di negara-negara anggota Forum.
Di bawah Deklarasi Manado, anggota AIS setuju untuk
memperkuat komitmen kerjasama dalam mitigasi perubahan iklim, manajemen
bencana. Bekerjasama dalam menghadapi tantangan dan peluang ekonomi, sampah
plastik di laut, tata kelola maritim. Mendorong pengembangan tata kelola
kelautan.
Country Director UNDP untuk Indonesia, Christophe
Bahuet mengatakan bahwa Forum AIS memberikan kontribusi pada Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (SDGs) dan berkomitmen untuk membantu agar negara-negara pulau
dan kepulauan yang rentan tidak luput dari SDG's.“Forum AIS inisiatif akan
fokus pada solusi pengembangan praktis dan akan membuka peluang baru bagi
negara pulau dan kepulauan kecil yang rentan terhadap perubahan iklim untuk
menemukan cara inovatif dalam melindungi sumber daya laut sambil meningkatkan
pendapatan mereka,” kata Bahuet menambahkan.“Pembiayaan inovatif adalah dimensi
penting dari inisiatif dan UNDP Indonesia yang akan membantu para anggotan
mengakses mekanisme baru seperti keuangan campuran, keuangan Syariah, dan
obligasi hijau, untuk proyek-proyek di bawah Forum AIS ” kata Mr. Bahuet.
Dengan naiknya permukaan laut akibat pemanasan global,
negara-negara pulau dan kepulauan, khususnya yang kecil, merupakan wilayah yang
paling rentan terhadap dampak perubahan iklim.
Delegasi dari 20 negara termasuk Kuba, Pulau Comoro,
Siprus, Fiji, Guinea Bissau, Indonesia, Jamaika, Madagaskar, Selandia Baru,
Papua New Guinea, Saint Kitts dan Nevis, Sri Lanka, Seychelles, Singapura,
Kepulauan Solomon, Suriname, Timor Leste dan Inggris menghadiri Forum Menteri
AIS. Pembukaan AIS Forum turut dihadiri jajaran Forkopimda, Sekdaprov Edwin
Silangen, SE, MS, Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim Kemenko Maritim
RI Purbaya Yudhi Sadewa, para delegasi AIS Forum dan pejabat di Lingkup Pemprov
bersama sejumlah undangan terkait.
(Advetorial Biro Pemerintahan dan Humas Sekdaprov
Sulut)
COMMENTS