Sitaro,kabarok.com - Dalam kurun waktu 15 tahun terakhir, PDIP Sitaro telah menguasai lembaga eksekutif maupun legislatif. Itulah sebabnya, tidak heran jika untuk periode 2024-2029 partai berlogo banteng ini masih diunggulkan untuk menjadi jawara.
Apalagi, hasil Pilcaleg 14 Februari kemarin menempatkan moncong putih sebagai peraih kursi terbanyak dengan total 10 keterwakilan dari total 20 kuota yang disediakan untuk DPRD Sitaro. Namun, menarik untuk diulas ialah apakah di Pilkada nanti PDIP akan maju seorang diri atau bakal berkoalisi.
Mengacu pada perolehan kursi, PDIP dipastikan boleh mengusung sendiri calon bupati maupun wakil bupati. Namun, melihat situasi politik kekinian, bukan tidak mungkin kran koalisi akan dibuka. Salah satu alasan ialah secara nasional, PDIP tidak lagi sedigdaya periode sebelumnya pasca Pilpres dimenangkan Paslon nomor urut 2, Prabowo-Gibran. Lantas, jika harus berkoalisi, ke mana arah yang paling pas, apakah Golkar, Perindo, Nasdem atau Gerindra? Koalisi dengan Golkar bisa saja terjadi meskipun diketahui bersama bahwa rivalitas merah-kuning di negeri 47 pulau, sangat kuat, sehingga cela untuk ruang koalisi masih sulit dibaca. Bahkan, belakangan disebut-sebut bahwa Golkar di bawah pimpinan Alfrets R Takarendehang, dan ditopang Bob N Janis, Selmina Papuas serta dr. Vany Tamansa, yang tingkat kepercayaan diri sedang naik lantaran mampu menambah koleksi 1 kursi di lembaga DPRD, akan menjadi lawan tangguh incumbent.
Kondisi ini juga membuat potensi koalisi 2 partai yang sama-sama punya pendukung militan ini sulit terwujud. Bagaimana dengan PDIP-Perindo? Sama seperti Golkar, Perindo juga punya peluang untuk “kawin” dengan banteng, tapi apakah itu boleh terwujud? Sejarah mencatat, baik di Pilkada sebelumnya maupun di Parlemen, 2 Parpol ini belum pernah duduk bersanding.
Di satu sisi, masuknya Perindo ke PDIP disebut-sebut tidak akan memberi dampak signifikan terhadap peluang kemenangan PDIP. Yang ada justru berpotensi “tambah-tambah urusan” mengingat persoalan internal bisa sangat mungkin timbul lantaran rebutan kursi papan 2.
Hal serupa juga bisa terjadi apabila PDIP mengambil Gerindra yang walaupun berhasil mengantar Prabowo ke kursi RI 1, namun perolehan kursi di DPRD Sitaro justru bagaikan langit dan bumi. Kalau begitu, bagaimana dengan PDIP-Nasdem? Kalau pasangan ini sepertinya peluang masih sangat terbuka. Bukan hanya karena faktor Nasdem punya 2 kursi di Parlemen, tapi juga atas dasar pertimbangan sosok Evenson Liempepas.
Diketahui, Liempepas yang di periode ini mengemban tugas sebagai Ketua Komisi I DPRD Sitaro, disebut-sebut punya irisan langsung dengan Golkar. Selain itu, dia juga telah teruji bukan cuman di Dapil I (Siau Barat, Siau Barat Utara, Siau Barat Selatan dan Siau Tengah), tapi juga di Dapil II (Siau Timur dan Siau Timur Selatan). Bahkan, ia mampu menjaga konstituennya sehingga boleh sampai di periode ketiga sebagai pejuang aspirasi rakyat.
Dengan kondisi ini, sejumlah kalangan berpendapat bahwa jika PDIP koalisi dengan Nasdem, maka dipastikan akan berdampak besar terhadap kekuatan Golkar, khususnya di wilayah Siau. Adalah hubungan keluarga Ketua DPD II Golkar Sitaro, Alfrets R Takarendehang dan Caleg terpilih, Selmina Papuas, disebut-sebut menjadi alasan utama bakal terjadi pelemahan terhadap kekuatan Golkar.
Golkar yang di Pilkada lalu bulat lantaran Liempepas, Takarendehang dan Papuas masih satu kubu, dipastikan akan terbelah sehingga dukungan tak lagi utuh. Hal ini tentu akan melapangkan usaha PDIP mencapai kemenangan 4 periode berturut-turut.
Berikut Prediksi Paslon di Pilkada Sitaro 2024:
Non Koalisi
PDIP
Evangelian Sasingen-Djon P Janis
Evangelian Sasingen-Herry Bogar
Evangelian Sasingen-Prisilia Bawole
GOLKAR
Alfrets R Takarendehang-dr Vany Tamansa
Bob N Janis-dr Vany Tamansa
Koalisi
PDIP-GOLKAR
Evangelian Sasingen-Alfrets R Takarendehang
Evangelian Sasingen-Bob N Janis
Evangelian Sasingen-Selmina Papuas
PDIP-PERINDOE
Evangelian Sasingen-Joutje Luntungan
PDIP-NASDEM
Evangelian Sasingen-Evenson Liempepas
Catatan tambahan, Paslon yang dipasangkan dalam ulasan ini menggunakan sistem paket yang sudah diterapkan selama ini yakni memasangkan figur Siau-Tagulandang atau sebaliknya. (Eba)
COMMENTS