Rapat RDP ini dipimpin Ketua Komisi II Sandra Rondonuwu didampingi Wakil Ketua Inggried Sondakh, Sekretaris Nick A Lomban dan bersama anggota Komisi lainnya Farry Liwe, Jems Tuuk, Teddy Pontoh dan Husein Tuahuns.
Menariknya dalam pembahasan RDP sejumlah anggota Komisi ikut mempertanyakan sejauh mana penyaluran sejumlah jenis bantuan yang terdistribusi di masyarakat.
Dan masing masing perwakilan Dapil ikut menyampaikan aspirasi mereka.
Selain soal penyaluran bibit tanaman dan pupuk, kepada petani ada juga alat mesin pertanian (Alsintan) yang ikut turut dikuliti.
Namun yang cukup mengagetkan adalah terkait program penyaluran hewan ternak sapi di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara(Bolmut) yang luput dari pengawasan DPRD bahkan programnya kurang tersosialisasi.
Teddy Pontoh, yang adalah representasi Dapil Bolaang Mongondow Raya mengaku kaget dan baru mengetahui jika ada bantuan 100 ekor sapi di Bolmut.
"Saya juga baru mengetahui jika ada program tersebut , karena selama ini kurang terosialisasi, dan jika itu ada, maka saya minta Dinas Peternakan dan Pertanian harus menjawab itu, agar tidak ada teka-teki di masyarakat " ujar Pontoh.
Menurut mantan (Purn) Perwira Polisi ini bahwa pernah program tersebut sempat diberitakan di cancel atau dibatalkan karena adanya tarik menarik soal kelayakan lokasi kawasan peternakan.
Tetapi dirinya baru mengetahui saat ini lewat RDP kalau penyaluran sapi itu sudah sejak 2022 lalu.
Namun dirinya juga mengaku bangga jika program itu terwujud, karena dapat mendorong perkembangan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan SDM masyarakat serta dapat menambah lapangan kerja bagi petani di Bolmut.
Hanya saja pesannya, Pemerintah termasuk instansi terkait harus melihat mereka yang betul betul layak menerima dan tepat sasaran.
Menanggapi itu, pihak Dinas Peternakan dan Pertanian Sulut, melalui kabid Hanna Tioho mengungkapkan, bantuan sapi tersebut benar dan itu melalui program Triple Helix atau kerja sama antara Pemerintah, Universitas (Unsrat) dan Industri dengan Peran Bappenas RI dan penyalurannya tahun 2022 silam.
Dari 100 ekor sapi itu menurutnya sudah beranak pinak atau berkembang biak dan diserahkan lewat 6 kelompok peternak sapi di Bolmut.
"Terinformasi Itu sapi so beranak pinak, "sebut Tioho.
Selain soal penyaluran bibit tanaman dan pupuk, kepada petani ada juga alat mesin pertanian (Alsintan) yang ikut turut dikuliti.
Namun yang cukup mengagetkan adalah terkait program penyaluran hewan ternak sapi di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara(Bolmut) yang luput dari pengawasan DPRD bahkan programnya kurang tersosialisasi.
Teddy Pontoh, yang adalah representasi Dapil Bolaang Mongondow Raya mengaku kaget dan baru mengetahui jika ada bantuan 100 ekor sapi di Bolmut.
"Saya juga baru mengetahui jika ada program tersebut , karena selama ini kurang terosialisasi, dan jika itu ada, maka saya minta Dinas Peternakan dan Pertanian harus menjawab itu, agar tidak ada teka-teki di masyarakat " ujar Pontoh.
Menurut mantan (Purn) Perwira Polisi ini bahwa pernah program tersebut sempat diberitakan di cancel atau dibatalkan karena adanya tarik menarik soal kelayakan lokasi kawasan peternakan.
Tetapi dirinya baru mengetahui saat ini lewat RDP kalau penyaluran sapi itu sudah sejak 2022 lalu.
Namun dirinya juga mengaku bangga jika program itu terwujud, karena dapat mendorong perkembangan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan SDM masyarakat serta dapat menambah lapangan kerja bagi petani di Bolmut.
Hanya saja pesannya, Pemerintah termasuk instansi terkait harus melihat mereka yang betul betul layak menerima dan tepat sasaran.
Menanggapi itu, pihak Dinas Peternakan dan Pertanian Sulut, melalui kabid Hanna Tioho mengungkapkan, bantuan sapi tersebut benar dan itu melalui program Triple Helix atau kerja sama antara Pemerintah, Universitas (Unsrat) dan Industri dengan Peran Bappenas RI dan penyalurannya tahun 2022 silam.
Dari 100 ekor sapi itu menurutnya sudah beranak pinak atau berkembang biak dan diserahkan lewat 6 kelompok peternak sapi di Bolmut.
"Terinformasi Itu sapi so beranak pinak, "sebut Tioho.
(**/oby)
COMMENTS