Manado-Pertanyaan yang dilontarkan Calon Gubernur nomor urut tiga Steven Kandouw (SK), soal optimalisasi renewable energy atau energi terbarukan, tak mampu dijawab dengan baik oleh Cagub nomor urut dua Elly E Lasut (E2L), saat Debat Publik Pertama, di Hotel Sutan Raja Kotamobagu, pada Rabu (9/10/2024).
Dalam pertanyaannya, SK menjelaskan, Sulawesi Utara dijuluki sebagai 'promotion land of renewable energy' oleh APEK. Dan, itu memang betul karena 60 persen sumber energi di Sulut sudah dari energi terbarukan, dibanding rata - rata nasional belum sampai 30 persen.
"Bagaimana kebijakan yang akan paslon nomor urut dua laksanakan berhubungan dengan konsep energi terbarukan ini?" tanya SK kepada E2L.
E2L pun menjawab pertanyaan yang disodorkan tersebut. "Pembangkit listrik tenaga air itu bergantung pada kecepatan atau debit air yang mengalir di sungai itu. Air sungai tentunya bergantung dari penghijuan, reboisasi atau tanaman - tanaman di sekitar yang kemudian menahan air dan kemudian menghasilkan air," tutur E2L.
"Maka konsep untuk energi terbarukan itu sebenarnya hanya berdasarkan pada kemampuan kita untuk mengelola lingkungan, semuanya harus berbasis pada konservasi pada lingkungan agar supaya penempatan energi terbarukan ini betul - betul berbasis lingkungan dan tidak merusak lingkungan," kata E2L.
"Sebagai contoh, penggunaan gelombang laut dan angin itu adalah bagian - bagian dari bagaimana kita mengembangkan energi terbarukan tersebut. Hanya saja memang kita membutuhkan modal yang besar. Nah, untuk kerjasama dengan APBN atau pemerintah pusat untuk menghadirkan pengadaan alat - alat yang menghasilkan energi terbarukan itu," ujar E2L.
"Itu juga terasa penting dan juga investasi dari APBD bekerjasama dengan pihak swasta, untuk menghadirkan investasi tentang menghadirkan energi terbarukan itu juga menjadi konsep kami untuk membangun Sulut," tukasnya.
Steven Kandouw pun mendapat kesempatan menanggapi jawaban dari Elly Lasut. "Yang saya maksud dengan optimalisasi renewable energy, bukan bagaimana kita menjaga lingkungan supaya airnya tetap kencang dan banyak, tapi bagaimana mengoptimalkan yang sudah ada sekarang," jelas Kandouw.
"Contohnya geothermal yang sudah 40 Mega Watt ini bagaimana kita manfaatkan langsung. Seperti kepada rumah tangga - rumah tangga, pastinya harganya akan jauh lebih murah dari harga listrik yang ada sekarang di PLN, sehingga masyarakat akan tidak terbeban," terangnya.
"Yang kedua kita dorong terus energi terbarukan supaya kita mendapatkan kompensasi dari dunia internasional yang namanya karbon trade. Sulut sudah mendapatkan sekitar 8 miliar rupiah dan kita akan optimalkan itu apabila energi terbarukan kita capai sampai 80 persen, niscaya kabon trade yang akan kita dapatkan itu 80 miliar rupiah," tukas Steven.
Ketika diberi kesempatan kembali menanggapi, E2L pun mengakui sejalan dengan SK. "Justru itulah yang kita sampaikan bahwa semuanya itu adalah harapan. Kita berkeinginan yang sama, saya sejalan pemikirannya dengan sahabat saya ini, Pak SK. Karena itulah titik persoalannya kita akan membangun sumber geothermal, sumber tenaga air, sumber tenaga angin dan gelombang, semuanya perlu investasi dan investasi itulah yang perlu kita lakukan. Apakah itu dari swasta atau kah dari pemerintah pusat," tukas Elly. (*/if)
COMMENTS